Kelezatan dan Pedasnya Wisata Kuliner di Kota Surabaya

Surabaya merupakan ibukota provinsi Jawa Timur dan menjadi salah satu kota metropolitan di Indonesia. Surabaya memiliki sejumlah obyek wisata yang indah dan menarik. Misalnya Monumen Kapal Selam (Monkasel), Kebun Binatang Surabaya, Tugu Pahlawan, Museum Sampoerna, dan lain-lain. Tempat wisata di Surabaya merupakan perpaduan wisata budaya kejayaan kerajaan-kerajaan di Nusantara, wisata sejarah perjuangan bangsa Indonesia, dan wisata modern yang berupa pusat-pusat perbelanjaan terlengkap di kawasan Indonesia Timur.

Surabaya memiliki bandara internasional Juanda yang terletak di perbatasan dengan Sidoarjo, tak jauh dari pusat kota Surabaya. Saat liburan ke Surabaya terasa belum lengkap rasanya bila tidak mencoba kelezatan wisata kulinernya. Pada artikel kali ini saya akan berbagi pengalaman tinggal di kota Surabaya dan menjelajahi sejumlah pusat kuliner di Surabaya. Makanan khas Surabaya umumnya memiliki citarasa pedas. Dimanakah tempat mencari makan yang lezat di Surabaya? Berikut ini referensi saya.


1. Soto Madura di Terminal Joyoboyo.

Saya menemukan satu warung soto daging yang enak dan nggak bau amis. Lokasinya di terminal Joyoboyo. Kok diterminal? Awalnya saya nggak sengaja menemukan warung soto daging ini. Berawal dari satu kesempatan saya bepergian naik angkot di terminal Joyoboyo, kebetulan waktu itu perut sudah lapar dan nanggung kalau balik pulang, ya sudah saya coba makan disana.

Soto daging tersebut terletak di kawasan terminal Joyoboyo di bagian timur, dekat dengan pangkalan Lyn X. Harga soto daging Rp 6.000 per porsi. Walaupun pakai label Soto Madura, tapi masakannya nggak bau amis seperti biasanya. Ditambah kerupuk udang dan perasan jeruk nipis, brrr… rasanya sedap banget. Tapi harus diingat, karena lokasi makan berada di terminal maka kita harus berhati-hati terhadap keselamatan diri dan barang-barang bawaan.



Kelezatan dan Pedasnya Wisata Kuliner di Kota Surabaya
Kelezatan dan Pedasnya Wisata Kuliner di Kota Surabaya

2. Martabak Arab di Kawasan Wisata Makam Sunan Ampel.

Salah satu kebiasaan saya adalah berziarah ke makam Sunan Ampel, minimal sebulan sekali. Frekuensinya bisa bertambah kalau teman-teman mengajak liburan kesana. Salah satu posko favorit disana adalah stand para penjual makanan kecil. Pasar tradisional di makam Sunan Ampel dipengaruhi budaya Arab, Madura, dan Jawa. Kita bisa memilih makanan sesuai selera lidah masing-masing orang. Namun dari semua makanan yang ada, favorit saya adalah martabak Arab.

Apa yang membedakan martabak Arab dibanding martabak lainnya, misalnya martabak milik Holland? Yang utama adalah bahan dan bumbunya. Martabak Arab memakai minyak samin dan potongan daging domba. Nggak semua orang suka makan daging domba, katanya sih karena bau amis gimana gitu. Tapi martabak seharga Rp 15.000 per porsi ini terasa lagzis di lidah, no amis sama sekali. Inilah salah satu jajanan wajib saat saya berkunjung ke tempat wisata religi di Surabaya ini.




3. Pusat Kuliner WAPO Surabaya.

Wapo terletak di Surabaya Pusat, tak jauh dari kawasan Pandegiling. Jika Anda merupakan penyuka wisata kuliner sejati, maka wajib mengunjungi Wapo di malam hari. Disana ada banyak makanan khas Surabaya yang dijual dengan harga terjangkau dan kualitas terbaik. Konsep yang dipakai adalah kafe keluarga. Jadi foodcourt ini bisa didatangi siapa saja bersama keluarga. Jangan khawatir soal keamanan karena tempat wisata kuliner ini punya sistem keamanan yang bagus.

Wapo menyediakan makanan Jawa, Chinese Food, western food dan beragam jajanan khas Surabaya. Misalnya kwetiauw spesial, pizza dengan resep lokal, lontong balap, rujak uleg, rawon suroboyo, rawon mayit, rawon mbak endang, dan lain-lain. Karena jenis makanan yang banyak, lokasi makan ini sering dijadikan acara berkumpul bersama teman-teman sekantor selepas jam kerja. Bagi yang lagi giat melobi rekan bisnis, negosiasi bisnis pun bisa dilakukan disana dengan nyaman.





4. Lesehan di Kawasan Wisata Masjid Agung Surabaya.

Masjid Al Akbar Surabaya, lebih dikenal dengan nama Masjid Agung Surabaya, adalah kawasan wisata religi yang luas. Kompleks masjid yang diklaim sebagai yang terbesar di Asia Tenggara ini pada hari Minggu pagi akan ramai didatangi warga Surabaya. Bersama keluarga, mereka akan meluangkan waktu jalan santai di sekitar masjid, makan bersama di lesehan kaki lima, mengambil gambar tempat wisata masjid, maupun berbelanja barang-barang unik.

Pusat keramaian kawasan wisata Masjid Agung Surabaya adalah pada malam hari. Ratusan stand lesehan siap memanjakan pengunjung dengan beragam makanan khas Surabaya. Lesehan ini sama ramainya dengan kawasan menuju Jalan Karang Menjangan. Jenis makanan yang dijual mulai dari tempe penyet, lontong tahu, lontong balap, bakso rambak, penyet iwak pe, nasi pecel kediri, pecel suroboyo, semanggi suroboyo, dan lain-lain. Harap dicatat bahwa makanan khas Surabaya umumnya pedas. Buat wisatawan yang nggak tahan pedas, lebih baik request dulu sama penjualnya saat memesan makanan.

Selain beberapa lokasi di atas, sebenarnya Surabaya pernah memiliki pusat jajanan di Kya-kya Kembang Jepun, tak jauh dari Jembatan Merah Plaza (JMP). Kya-kya sangat ramai pada sore sampai malam hari. Jalan raya berubah fungsi menjadi street cafe dengan suasana etnis China. Sayangnya, saat ini lokasi Kya-kya sudah dibersihkan dari aktifitas kafe jalanan. Sebagai gantinya, para pedagang dipindahkan ke wilayah Surabaya Timur, tak jauh dari wilayah Pantai Kenjeran.


 

Tertarik mencoba kelezatan dan pedasnya wisata kuliner kota Surabaya? Ayo berjunjung ke tempat wisata di Surabaya dan merasakan nikmat jajanan khas Suroboyo!
Previous
Next Post »