Solo Batik Carnival ke-5: Ketika Sehelai Kain Batik Bermetamorfosis


Dahulu kain batik dibuat sekadar untuk menjadi pakaian atau kain sarung tetapi kini selembar kain batik telah bermetamorfosis menjadi sesuatu yang indah layaknya seekor ulat yang berubah menjadi kupu-kupu yang cantik. Sehelai kain batik dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan beragam bentuk karya kreatif dan seni kontemporer seperti pakaian, kain ikat kepala, hiasan, pernak-pernik, lukisan, dan sebagainya. Sekali lagi perhelatan Solo Batik Carnival menjadikan Kota Solo tuan rumah dari buah tangan karya-karya kreatif anak negeri yang memikat penuh warna dan semangat.

Solo Batik Carnival merupakan ajang tahunan yang digelar di Kota Solo, Jawa Tengah. Solo sendiri merupakan salah satu sentra produksi batik terkenal di Indonesia. Oleh karena itu, dengan adanya event tahunan ini, Pemerintah Kota Solo berupaya melibatkan masyarakat dan pengrajin batik untuk mempertontonkan kreativitas dan inovasi mereka dalam sebuah event meriah. Acara ini sendiri diselenggarakan oleh Yayasan Solo Batik Carnival dan Pemerintah Kota Solo.

Solo Batik Carnival menggelar beberapa acara menarik, yaitu: Batik Exhibition & Exploration yang berlangsung di Stadion R. Maladi pada pukul 8.00 hingga 20.00 WIB, Indoor performances yang dimulai pukul 19.00 WIB,  dan Fashion Carnival on Street yang dimulai dari depan Stadion menuju kantor Balaikota melalui Jalan Slamet Riyadi. Susunan acara menurut Quintanova ketua panitia Solo Batik Carnival yang ke-5 ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya menggelar karnaval di jalanan. Di tahun ini penonton dapat menikmati acara secara utuh di dalam stadion dengan membayar tiket mulai dari Rp25.000,- hingga Rp200.000,-.

Gelaran indoor SBC ke-5 di Stadion R. Maladi dibuka tepat pukul 19.00 WIB oleh sepasang muda-mudi berbusana carnival merah menyala dengan menyampaikan beberapa hal mengenai event yang diikuti oleh ratusan orang peserta ini. Tempat duduk tribun stadion nampak telah dipenuhi penonton yang antusias mengikuti jalannya acara. Tak lama kemudian, lampu redup diiringi suara tembang yang sayup-sayup terdengar indah. Dalam kegelapan, pandangan penonton fokus pada dua buah layar besar yang menayangkan proses metamorfosis sehelai kain putih menjadi batik beragam corak. Setelah itu, acara dilanjutkan pertunjukan tari kolosal oleh beberapa penari bertema sama. Tarian ini menyampaikan pesan betapa pentingnya proses kreatif dan inovatif untuk menghasilkan karya berbahan batik yang indah. Berikutnya, muncul iring-iringan remaja berbusana unik dengan kreasi berbagai macam dan bentuk melambangkan hasil metamorfosis batik yang dibentuk dengan olah pikiran dan kreativitas pembuatnya. Mereka berjalan menuju ke tengah lapangan lalu berlenggak-lenggok menari mengikuti irama musik yang terdengar begitu bersemangat mewakili spirit masyarakat Kota Solo yang sangat bangga dengan batiknya. Para penonton dan fotografer tak henti-hentinya membidikkan kamera ke arah peserta yang umumnya berusia belia.

Dalam video sambutan yang ditayangkan untuk acara SBC ke-5 ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengungkapkan bahwa batik telah berkembang menjadi berbagai bentuk karya kreatif hingga ke seni kontemporer dan diterjemahkan dalam sebuah festival, yaitu Solo Batik Carnival. Solo Batik Carnival menjadi daya tarik Kota Solo dan Solo telah menjadi kota kreatif dan tempat industri kreatif seperti batik. Kota Solo semestinya bangga dengan diselenggarakannya Solo Batik Carnival ini. Ibu Mari juga memohon maaf karena tidak bisa menghadiri gelaran SBC kali ini. Hadir dalam acara ini adalah perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Poppy Savitri dan perwakilan dari Kementerian Perdagangan Dody Edward. 

Sementara itu, di luar stadion di sepanjang Jalan Slamet Riyadi terjadi kemacetan. Hal ini menggambarkan betapa masyarakat Kota Solo sangat bersemangat ingin menyaksikan acara yang hanya digelar setahun sekali tersebut. Sejak sore hari mereka sudah memenuhi jalan sambil mencari posisi yang nyaman untuk menonton karnival batik yang meriah dan gemerlap itu. Anak-anak kecil pun tak ketinggalan dibawa serta sebagai saksi kemeriahan di malam itu. Tak terkecuali wisatawan yang sedang berlibur di Kota Solo.

Tepat pukul 21.00 WIB, iring-iringan karnaval busana pun dilepas dengan sebuah pecutan oleh Ketua Yayasan SBC Agus Totok Srihanto, perwakilan dari Kemendag dan ibu Poppy Savitri dari Kemenparekraf. Dua buah kereta kencana membuka iring-iringan di depan diikuti serombongan remaja berbusana prajurit Kraton Surakarta. Penonton yang berjubel akhirnya maju ke depan untuk melihat dari dekat iring-iringan tersebut. Satu dua orang tampak berfoto bersama peserta karnival yang sambil berjalan tak lupa melempar senyum sumringah kepada para penonton.

Setiap busana yang dikenakan peserta menggambarkan rangkaian Meta yang dihadirkan dalam setiap kelompok. Kelompok I berupa rancangan dasar bentuk bulat, Kelompok II berbentuk kerucut, Kelompok III rancangan bentuk segi banyak dan Kelompok IV merupakan kelompok anak-anak dengan bentuk dasar flora dan fauna. Dalam iring-iringan tampak Puteri Indonesia 2011 Maria Selena, Puteri Duta Lingkungan 2011 Liza Elly, serta Puteri Duta Pariwisata 2011 Andi Natassa.

Sampai pukul 22.00 WIB, karnaval masih penuh padat oleh penonton yang seakan sedang melepas rasa rindu melihat kemegahan dan kemeriahan Solo Batik Carnival ini. Bukan hanya warga Kota Solo yang hadir di sini, masyarakat dari luar kota pun banyak berdatangan dan memenuhi kamar penginapan di kota ini. Selain itu, tentunya juga media turut meliput acara tahunan ini. Sampai jumpa di Solo Batik Carnival ke-6! 


(source)
Previous
Next Post »