Kepel, begitulah sebutan untuk buah yang bernama latin Stelechocarpus buraholini. Nama itu diberikan karena ukuran buahnya yang berwarna coklat dan berbentuk bundar itu hanya sekepalan tangan orang dewasa. Selain Kepel, buah ini juga di kenal dengan nama Burahol.
Buah Kepel ini cukup menarik. Tidak seperti lazimnya buah yang menempel pada dahan dan ranting, buah kepel justru meruyak di sekeliling batang utama pohon yang mencapai diameter 40 cm. Kepel termasuk tanaman langka di Indonesia.
Saya merasa beruntung bisa menjumpai buah kepel ketika berkunjung ke Museum Sasana Wiratama Pangeran Diponegoro - Jogjakarta. Pohon ini dulunya dikenal sebagai tanaman kaum bangsawan saja karena hanya orang-orang dari keraton dan kaum ningrat saja yang boleh menanamnya.
Buahnya berguna untuk memelihara kecantikan puteri keraton Mataram. Hanya dengan memakan buah itu yang sudah masak, para putri ini sudah bisa berbau bunga violces. Keringatnya wangi, dan napasnya harum. Laksana menggunakan deodoran alami.
Buahnya yang matang dengan terdapat biji berwarna hitam di dalamnya bisa dimakan dalam keadaan segar. Dagingnya yang berwarna jingga dan memberikan aroma seperti bunga mawar bercampur buah sawo. Karena bau harumnya yang kuat itu masih bisa terasa aromanya pada sistem ekskresi tubuh seperti pada air seni, keringat, dan napas.
Dalam pengobatan, daging buahnya berfungsi sebagai peluruh kencing, mencegah radang ginjal dan menyebabkan kemandulan (sementara) pada wanita. Kayunya cocok untuk perkakas rumah tangga; batangnya yang lurus setelah direndam beberapa bulan dalam air, digunakan untuk bahan bangunan rumah dan diberitakan tahan lebih dari 50 tahun.
Kepel merupakan tanaman hias dengan pohon yang indah. Daunnya yang muncul secara serentak berubah dari merah muda pucat menjadi merah keunguan sebelum berubah lagi menjadi hijau cemerlang. Perawakan pohonnya berbentuk silindris atau piramid dengan banyak cabang lateral yang tersusun secara sistematik, dan sifatnya yang kauliflor (cauliflory) menambah keindahannya.
Sayang, pohon yang unik dan menarik ini saat ini sudah langka. Tak mudah menjumpai tanaman Kepel ini di daerah-daerah lainnya.
ConversionConversion EmoticonEmoticon